Perantau Nekat Ke Ibukota, Keterampilan Minim Bakal Tambah Pengangguran

Indikasinya yang pindah dari desa ke kota tertua Jakarta dan penyangga rata-rata akan menambah jumlah pengangguran yang ada di 3 provinsi besar.

Perantau Nekat Ke Ibukota, Keterampilan Minim Bakal Tambah Pengangguran
Perantau Nekat Ke Ibukota, Keterampilan Minim Bakal Tambah Pengangguran

Lambeturah.co.id - Pasca hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, Ibukota DKI Jakarta rupanya masih menjadi daya tarik warga desa untuk mengadu nasibnya.

Terkait adanya urbanisasi, Plt. Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Kementerian Ketenagakerjaan, Ismail Pakaya menyampaikan saat ini angka pengangguran di kota terbilang masih tinggi dibanding di desa. Lantaran minimnya keterampilan sumber daya manusia (SDM).

"Angka pengangguran di kota itu lebih tinggi dibanding pengangguran di desa. Jika dihubungkan dengan urbanisasi, memang yang pindah ke kota itu kebanyakan tidak mempunyai keterampilan dan kualifikasi atau kompetensi yang memadai pada saat mereka pindah ke kota," ucapnya dikutip pada Jumat (28/4/2023).

"Ini indikasinya yang pindah dari desa ke kota tertua Jakarta dan penyangga rata-rata akan menambah jumlah pengangguran yang ada di 3 provinsi besar. Padahal dari sisi usaha, ekonomi, 3 wilayah ini punya potensi ekonomi besar, DKI Jabar Banten," tambahnya.

Pengangguran didominasi pada usia antara 15-30 tahun. Dengan begitu, Ismail menyebut kebutuhan pilihan pekerjaan cukup terbatas.

"Dari struktur pengangguran yang ada masih didominasi oleh 15-30 tahun, kalau kita gabungkan. Jadi yang pindah itu pun adalah kalau kita lihat pertambahan pengangguran di 3 provinsi ini usia muda usia produktif. Memang di desa itu, pilihan usahanya terbatas, pilihan lowongan pekerjaan terbatas," ungkapnya.

Selain itu, Ekonom Core Indonesia, Yusuf Rendy juga mengatakan dana desa mesti dioptimalkan. 

"Dioptimalkan dana desa, kan dananya ada peningkatan anggaran terjadi tiap tahun. Saya pikir potensinya besar untuk dimanfaatkan sektor-sektor yang produktif mengembangkan BUMDES badan usaha milik desa. BUMDES ini belum tergali potensinya secara lebih optimal. Dari dana desa bisa dialihkan ke sektor-sektor produktif," tandasnya.