Siswa SD di Bekasi Diduga Jadi Korban Bullying, Kakinya di Amputasi

Siswa SD di Bekasi Diduga Jadi Korban Bullying, Kakinya di Amputasi
Siswa SD di Bekasi Diduga Jadi Korban Bullying, Kakinya di Amputasi

Lambeturah.co.id - Fatir, seorang siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tambun Selatan, harus menjalani amputasi pada kaki kirinya setelah menjadi korban bullying yang melibatkan temannya.

Kisah tragis ini berawal di lingkungan sekolah, dan kejadian tersebut terjadi pada Februari 2023. Diana, ibu Fatir, mengungkapkan detil peristiwa tersebut.

Menurut Diana, anaknya sedang pergi ke luar sekolah untuk membeli makanan ringan ketika salah seorang temannya secara kasar men-sleding Fatir.

"Pada bulan Februari, Fatir pada jam istirahat sekolah menuju untuk jajan, Fatir diajak 5 orang temannya, di dalam perjalanannya itu disleding ya hingga jatuh dengan posisi dengkul dan tangan ke aspal," katanya, Selasa, 31 Oktober 2023.

Akibat dari insiden itu, Fatir jatuh dan teman-temannya tidak hanya memperolok-oloknya, tetapi juga memaksa Fatir untuk merahasiakan peristiwa ini dari guru dan orangtuanya.

"Setelah terjadi, ada bully secara nonverbal ya, ada perkataan-perkataan yang membuat Fatir tidak bicara dengan saya ataupun melaporkan ke pihak guru," ujarnya.

Luka-luka di tangan dan kaki Fatir semakin memburuk, dan dia terpaksa harus merangkak untuk mencari bantuan sendiri karena teman-temannya meninggalkannya tanpa belas kasihan.

Tiga hari kemudian, Fatir mulai merasakan rasa sakit yang hebat di kakinya. Diana akhirnya memaksa anaknya untuk menceritakan seluruh kejadian tersebut.

"Tiga hari kemudian barulah saya tahu itu terjadi karena kakinya sakit. Karena setelah tiga hari itu Fatir tidak bisa berjalan, sakit kakinya. Dari situ saya lakukan pengobatan untuk Fatir, sehingga terjadi amputasi ini, perjalanan yang cukup panjang," kata Diana.

Keadaan Fatir semakin memburuk, dan pada bulan Agustus 2023, seorang dokter mendiagnosis bahwa amputasi kaki kirinya diperlukan karena Fatir menderita kanker tulang. Penyakit ini disebabkan oleh dampak traumatis dari insiden perundungan tersebut.

Saat ini, peristiwa perundungan tersebut telah dilaporkan ke Polres Metro Bekasi. Laporan ini diajukan setelah tiga kali mediasi gagal mencapai solusi yang memuaskan.

"Kami merasa bahwa proses mediasi tidak memberikan hasil yang diharapkan, oleh karena itu saya memutuskan untuk mengambil langkah hukum. Saya telah melaporkan peristiwa ini ke Polres Metro Bekasi. Semoga dengan tindakan ini, tidak akan ada lagi korban bully, dan cukup di Fatir saja," ungkap Diana dengan harapan.