Project S TikTok Shop Berpotensi Ancam UMKM Indonesia, Pemerintah Diminta Waspada

Karena fitur baru TikTok tersebut hanya memprioritaskan produk UMKM China, maka UMKM Indonesia terpinggirkan,

Project S TikTok Shop Berpotensi Ancam UMKM Indonesia, Pemerintah Diminta Waspada
Project S TikTok Shop Berpotensi Ancam UMKM Indonesia, Pemerintah Diminta Waspada

Lambeturah.co.id - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyoroti Project S yang sedang digarap platform media sosial asal China yakni TikTok.

Hal itu, karena dapat berpotensi merugikan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam negeri. 

Salah satu anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak menuturkan, fitur baru TikTok itu berbeda dengan yang ada saat ini. 

Perbedaannya, pada fitur itu UMKM Indonesia masih diberikan kesempatan untuk berjualan. Namun, UMKM lokal bakal terpinggirkan sedangkan pemasarannya menyasar konsumen dalam negeri. 

"Fitur baru TikTok ini berpotensi mengancam produk UMKM Lokal di pasar digital dalam negeri. Karena fitur baru TikTok tersebut hanya memprioritaskan produk UMKM China, maka UMKM Indonesia terpinggirkan," tuturnya, pada Sabtu (8/7/2023).

Dia menjelaskan, besarnya potensi ekonomi digital (e-commerce) di Indonesia capai Rp 5.400 triliun per tahun sehingga Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan. 

Menurutnya, dalam upaya untuk melindungi UMKM lokal bisa dilakukan dengan merevisi Permendag Nomor 50 Tahun 2020. Tak hanya itu, dengan memastikan rencana investasi TikTok di Indonesia untuk melindungi para UMKM lokal, bukan menjadi ruang bagi masuknya produk-produk impor.

Hal ini mengingat adanya komitmen CEO TikTok Shou Zi Chew untuk menginvestasikan miliaran dollar AS di Indonesia dalam 3-5 tahun ke depan. Hal ini sempat disampaikan ketika bertemu Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu. 

"Karena kalau seperti ini (Project S diterapkan di Indonesia), di satu sisi mereka berikan sedikit gula-gula untuk UMKM Indonesia, tapi pada saat yang sama, mereka menggiring konsumen Indonesia secara masif untuk membeli produk buatan China. Ini ironis," pungkasnya.