Sri Mulyani Minta Petugas Bea Cukai Tidak Boleh Sembarangan Acak-acak Koper Orang

Terkait kasus itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meminta maaf. Pihaknya mengakui pelayanan bea cukai belum sepenuhnya ideal di lapangan.

Sri Mulyani Minta Petugas Bea Cukai Tidak Boleh Sembarangan Acak-acak Koper Orang
Sri Mulyani Minta Petugas Bea Cukai Tidak Boleh Sembarangan Acak-acak Koper Orang

Lambeturah.co.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan tegas meminta petugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk tidak sembarangan mengacak-acak koper penumpang dari luar negeri. 

Bendahara Negara tersebut meminta agar pelayanan dapat ditingkatkan.

"Jangan sampai semua (koper) orang kemudian diadul-adul barangnya yang membuat orang marah. Jadi harus ada risk management dioptimalkan dari sisi profiling-nya dan juga akan terus dilakukan monitoring untuk pelayanannya menjadi bagus," ucap Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, pada Senin (27/3/2023).

Menurutnya, saat ini menerapkan batasan harga maksimal US$ 500 untuk barang bawaan dari luar negeri yang bebas pajak selama itu untuk kepentingan pribadi. 

Ia juga mengapresiasi kinerja petugas bea cukai yang sudah menjalankan tugas dengan baik.

"Kami juga tahu bahwa jajaran kami bekerja luar biasa, kadang-kadang tengah malam. Jadi memang ini tugas yang tidak ringan, tapi kita tahu tetap harus melayani," ujarnya.

Terkait Insiden petugas bea cukai mengacak-acak koper penumpang diungkap oleh Alissa Wahid. Putri sulung Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dimana pernah punya pengalaman yang tidak mengenakkan ketika pulang dari konferensi di Taiwan sekitar 2019-2020 lalu.

"Suatu ketika saya pulang dari konferensi di Taiwan. Di Cengkareng, saya diarahkan menuju meja pemeriksaan yang di dalam itu. Mbak petugas nanya: 'Kamu pulang kerja ya di Taiwan? Berapa lama kerja di sana? Bawa apa saja? Buka kopernya'," cuit Alissa di akun Twitternya @AlissaWahid, beberapa waktu lalu. 

Terkait kasus itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meminta maaf. Pihaknya mengakui pelayanan bea cukai belum sepenuhnya ideal di lapangan.

"Secara formal, tidak ada kebijakan pelayanan seperti itu. Ditjen Bea Cukai punya standar pelayanan yang baik, sesuai dengan protokol internasional dan best practice. Bahwa di lapangan masih belum sepenuhnya ideal, kami akui dan mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami berkomitmen untuk terus melakukan pembenahan pelayanan," tandas Juru Bicara Kemenkeu Yustinus Prastowo.