Tarif QRIS Tidak Lagi Gratis, Pedagang Menyatakan Tidak Akan Membebankan Biaya ke Pembeli

Bank Indonesia (BI) telah menetapkan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar 0,3 persen bagi usaha mikro mulai 1 Juli 2023.

Tarif QRIS Tidak Lagi Gratis, Pedagang Menyatakan Tidak Akan Membebankan Biaya ke Pembeli
Tarif QRIS Tidak Lagi Gratis, Pedagang Menyatakan Tidak Akan Membebankan Biaya ke Pembeli

Lambeturah.co.id - Bank Indonesia (BI) telah menetapkan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar 0,3 persen bagi usaha mikro mulai 1 Juli 2023. Namun, pedagang dilarang membebankan biaya tersebut kepada pembeli.

Bagaimana tanggapan pedagang terhadap tarif QRIS tersebut?

Salah satu pedagang rujak buah di Tebet, Jakarta Selatan bernama Titis, menyatakan bahwa ia tidak akan membebankan biaya tambahan kepada pembeli yang menggunakan QRIS. Ia menjelaskan bahwa pembayaran melalui QRIS dan menggunakan uang tunai tidak ada perbedaan.

"Saya lihat di media sosial ada kenaikan tarif QRIS tapi kita enggak ada biaya tambahan ke pembeli, sama saja. Kita yang nanggung potongan biayanya," kata Titis, Jumat (14/7/2023).

Titis juga mengungkapkan bahwa potongan biaya tersebut tidak terlalu berdampak pada pendapatannya. Menurutnya, pembeli masih cenderung membayar menggunakan uang tunai.

"Enggak berpengaruh ya, karena pembeli kadang bayar pakai uang tunai, kadang pakai QRIS," ujarnya.

Di sisi lain, seorang penjual gorengan di Tebet, Jakarta Selatan yang bernama Deril, mengaku belum mengetahui secara pasti tarif QRIS bagi usaha mikro.

Namun, ia menyatakan bahwa biasanya terdapat potongan biaya administrasi saat berjualan secara online melalui platform lain seperti GoFood dan GrabFood.

"Kata orang-orang sih naik ya (tarif QRIS), saya engga tau detailnya. Tapi kalau di GoFood biasanya ada potongan biaya," kata Deril, Jumat.

Walaupun demikian, Deril menegaskan bahwa mereka tidak akan membebankan biaya tambahan kepada pembeli terkait kenaikan tarif QRIS sebesar 0,3 persen tersebut.

Deril juga menyebutkan bahwa pembeli lebih sering menggunakan uang tunai saat melakukan pembayaran. "Meskipun tarifnya naik 0,3 persen, jumlahnya hanya beberapa ratus rupiah. Tidak terlalu terasa. Di sini masih banyak pembeli yang membayar dengan uang tunai," tambah Deril.