Bank Dunia Peringatkan Ancaman Resesi Global

Bank Dunia Peringatkan Ancaman Resesi Global
LambeTurah.co.id - Bank dunia memperingatkan akan adanya potensi resesi. Presiden Bank Dunia, David Malpass memprediksi jika resesi akan sulit dihindari oleh banyak negara.

Malpass menambah daftar orang-orang yang menyuarakan potensi resesi. Sebelumnya, Wall Street dan bank sentral di seluruh dunia memperingatkan tentang penurunan ekonomi yang tajam.

CEO JPMorgan Chase (JPM) Jamie Dimon menyebutnya sebagai badai ekonomi. Sementara bos Tesla Elon Musk mengungkapkan firasat buruknya tentang perkembangan ekonomi.

Nia Daniaty Minta Maaf Soal Kasus Penipuan yang Dilakukan Anaknya



Mengutip CNN, Rabu (8/6/2022), Malpass mengatakan perang di Ukraina, lockdown di China, gangguan rantai pasokan dan risiko stagflasi sangat menghambat pertumbuhan. Stagflasi merupakan pertumbuhan ekonomi stagnan yang dibarengi dengan inflasi tinggi.

Tren ini mengingatkan para ahli tentang kondisi ekonomi yang lesu di akhir 1970-an. Kejutan harga minyak dan ekonomi saat itu menyebabkan dua penurunan yang disebut sebagai resesi double-dip.

Investor mulai khawatir setelah bank sentral AS menaikkan suku bunga secara agresif demi menekan inflasi. Banyak kalangan menganggap hal tersebut dapat memicu resesi karena terburu-buru mengejar kenaikan suku bunga.

Prospek suku bunga jangka pendek yang tinggi menyebabkan lonjakan imbal hasil obligasi Treasury jangka panjang tahun ini. Tingkat hipotek juga melonjak, menyebabkan kekhawatiran bahwa pasar ritel akan melambat secara dramatis.

Bisnis juga bergulat dengan ongkos tinggi komoditas dan upah karyawan. Dan sekarang mereka harus bersaing dengan suku bunga tinggi yang berpotensi merugikan laba perusahaan.

Organisasi pemberi pinjaman internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini hanya sebesar 2,9%. Angka ini turun tajam dibanding tahun lalu sebesar 5,7%, atau perkiraan Bank Dunia pada Januari 2022 sebesar 4,1%.

"Pemulihan dari stagflasi tahun 1970-an membutuhkan kenaikan tajam suku bunga di negara-negara maju yang memainkan peran penting dalam memicu serangkaian krisis keuangan di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang," kata Bank Dunia dalam perkiraan barunya.

Bank Dunia tidak mengharapkan rebound besar dalam waktu dekat. Pihaknya mengatakan pertumbuhan ekonomi global akan "melayang di sekitar" 2,9% tahun depan sampai 2024.