Kisah Bayi di Gresik Tewas usai Dengar Petasan

Seorang bayi malang berusia 38 hari di Gresik berinisial HDN meninggal dunia usai kaget mendengar ledakan petasan.

Kisah Bayi di Gresik Tewas usai Dengar Petasan
Kisah Bayi di Gresik Tewas usai Dengar Petasan

Lambeturah.co.id - Seorang bayi malang berusia 38 hari di Gresik berinisial HDN meninggal dunia usai kaget mendengar ledakan petasan.

Bayi malang warga Jatirembe, Benjeng, Gresik itu merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Nur Hasim dan Nur Faizah.

Sementara itu, tante korban Nufus mengatakan sebelum meninggal, keponakannya sempat mendapat perawatan selama 6 hari di rumah sakit. Namun, ia dinyatakan meninggal dunia, pada Kamis (27/4) sekitar pukul 10.00 WIB.

"Meninggalnya tadi pukul 10.00. Di RS Muhammadiyah Lamongan," ujarnya.

"Setelah mendengar petasan itu, keponakan (korban) saya itu langsung kaget hingga mata kanannya itu nutup sebelah dan lidahnya terbalik ke atas," tambahnya.

Ia juga menjelaskan, saat itu korban menangis, ibunya lalu memberikan ASI. Namun, karena lidah N terbalik ke atas, ibunya kesulitan memberikan ASI kepada keponakannya itu.

"Dikasih ASI ibunya gak mau, karena lidahnya terbalik. Karena khawatir memburuk, kedua orang tua N membawanya ke klinik, bidan, hingga Rumah Sakit Denisa di daerah Bunder," ungkapnya.

Lantaran tak ada ventilator, pihak keluarga kemudian membawa korban ke RS Muhammadiyah Lamongan, pada Rabu (26/4) siang. Di sana korban masuk ruang ICU karena koma.

"Di sana keponakan saya sudah koma sehingga dimasukkan ke dalam ruang ICU. Berdasarkan hasil CT scan, ada pembuluh darah otak pecah," tuturnya.

Nufus mengatakan, menurut dokter yang merawat, penyebab pembuluh otak N pecah disebabkan lantaran sebuah benturan. 

"Setelah kita jelaskan bahwa tidak pernah terbentur, dokter bilang bahwa pecahnya pembuluh otak itu juga bisa disebabkan karena kaget yang luar biasa, sebelumnya sudah pernah diingatkan kalau ada bayi. Tapi gak digubris. Selain kakak saya, ada juga yang punya bayi, sampai diungsikan ke rumah kakeknya," imbuhnya.

Menurut Nufus, ketika terdengar suara petasan, tetangga kakaknya mengarahkan petasan ke atas rumah. Sedangkan, penyulut petasan itu tak merasa bersalah atau meminta maaf.

"Kan orang dulu gitu kalau kaget karena apa, di pegangkan penyebabnya. Waktu ibu saya meminta bungkus petasan yang disulut untuk obat sawanen (kaget), malah dikasih petasan yang belum disulut. Kan kurang ajar banget," jelasnya.

Pihak keluarga bayi sebenarnya telah mengikhlaskan kepergian korban. Namun, ia merasa tak ada itikad baik dari tetangga untuk meminta maaf lantaran yang menyulut petasan.

"Tidak ada itikad baik, jangankan minta maaf, sampai keponakan saya meninggal saja tidak datang untuk melayat. Kita akan tunggu sampai malam ini, kalau tidak datang minta maaf kita akan lapor polisi," pungkasnya.