Pencari Kerja Curhat Susahnya Cari Kerja di Indonesia

Seperti inilah gambaran dimana sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia, hingga rela mengelontorkan uang agar dapat diterima kerja.

Pencari Kerja Curhat Susahnya Cari Kerja di Indonesia
Pencari Kerja Curhat Susahnya Cari Kerja di Indonesia

Lambeturah.co.id - Kisah salah satu Warganet sempat menghebohkan lantaran adanya aksi penipuan yang dilakukan oleh seorang gadis dengan mencatut nama PT Niramas Utama (INACO). 

Gadis itu diduga sudah menipu setidaknya 300 orang dengan meminta sejumlah uang sebagai prasyarat untuk bekerja di perusahaan tersebut.

Seperti inilah gambaran dimana sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia, hingga rela mengelontorkan uang agar dapat diterima kerja.

Lambeturah sempat menanyakan ke salah satu pelamar kerja yang punya pengalaman dimana ia harus membayar sejumlah uang sebagai prasyarat untuk bekerja di sebuah perusahaan.

Pria yang tidak mau disebutkan namanya itu mengaku sempat melamar untuk bekerja di sebuah pabrik sparepart mobil di kawasan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Ia sempat dimintai uang senilai Rp 1 juta untuk bisa menjadi karyawan.

"Waktu itu 2011. Pada saat mau masuk pabrik, kita dijemput orang yang sudah punya daftar nama yang diinterview. Kita tidak bisa masuk pabrik, tapi diminta ke salah satu rumah. Di situ kalau nggak salah diminta ngisi form, ujungnya dipanggil satu-satu. Dijelasin, kan kita melamar posisi di produksi, diminta bayar Rp 750 ribu," ujarnya, pada Jumat (5/5/2023).

Oknum itu juga mengisyaratkan jika belum ada jaminan untuk hal itu. Hanya saja, oknum itu menekankan akan coba membantunya usai proses wawancara berlangsung.

"Lalu saya tanya, Rp 750 ribu untuk apa saja. Katanya untuk syarat saja dan kalau tidak berkenan (bayar) boleh saja. Kalau berkenan, nanti di hari pertama gajian ada potongan Rp 250 ribu karena ternyata total yang harus dibayarkan sebetulnya Rp 1 juta, Rp 250 ribunya menyusul," ujarnya.

Namun pada saat itu, ia tidak memiliki uang yang cukup. Hal ini pun ternyata tak menjadi masalah. Si oknum memintanya untuk membayarkan uang kisaran Rp 150 ribu sebagai jaminan, atau istilah yang digunakannya pada kala itu sebagai uang 'materai'.

"Kebetulan akhirnya pas magrib, saya izin shalat. Setelah sholat, saya langsung panggil ojek dan minta balik dari Jakarta ke Surabaya," tandasnya.