PGRI Mendukung Calistung Dihapus di Tes Masuk SD

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memberikan dukungan penuh dalam penghapusan calistung pada tes masuk SD.

PGRI Mendukung Calistung Dihapus di Tes Masuk SD
PGRI Mendukung Calistung Dihapus di Tes Masuk SD

Lambeturah.co.id - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memberikan dukungan penuh dalam penghapusan calistung pada tes masuk SD. Sementara, peran orang tua juga perlu ditingkatkan.

Ketua Departemen Kominfo PGRI, Wijaya mengapresiasi kepada Kemendikbudristek soal kebijakan yang diluncurkan pada Merdeka Belajar episode ke-24 tentang transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.

Menurutnya, kebijakan itu bukan sebuah hal yang baru karena pada tahun 2010 dan 2013 pun sudah dilakukan. Namun, peluncuran Merdeka Belajar tentang transisi PAUD ke SD yang menyenangkan pada Selasa (28/3/2023) menjadi penguat, pengingat, dan penegas.

"Jadi kami melihat bahwa ini adalah penguat, pengingat, dan penegas. Mungkin ada yang lupa dan lain sebagainya di satuan pendidikan," kata Wijaya, pada Kamis (30/3/2023).

"Apresiasi yang kedua, kita tetap mendukung kebijakan pemerintah yang memang berpihak kepada peserta didik, berpihak kepada guru, dan juga untuk menghasilkan generasi emas 2045," tambahnya.

Soal upaya membuat proses belajar PAUD yang menyenangkan, Wijaya menuturkan peran orang tua ditingkatkan untuk kolaborasi aktif antara guru dan orang tua peserta didik. 

"Pembelajaran adalah proses interaksi antar anak didik, antara anak didik dan pendidik dengan melibatkan orangtua serta sumber belajar pada suasana belajar dan bermain di satuan atau program PAUD." Tulisnya.

"Kolaborasi harus ada antara orang tua dan satuan pendidikan. Agar adanya pemahaman yang sama, agar adanya pembagian peran yang mengisi peran-peran yang tidak bisa diisi oleh guru di sekolah dan juga tidak bisa diisi oleh orang tua di lingkungan rumah," sambungnya.

Komunikasi antara guru dan orang tua sangat penting. Artinya, orang tua harus tahu apa yang terjadi pada anaknya di sekolah.

Wijaya juga menekankan jika proses belajar yang sepenuhnya terjadi di rumah. Peran orang tua atau keluarga sangat penting dalam mengontrol perilaku anak.

"Nah di sana juga harus ada proses kontrol. Kontrol itu kan ada pelibatan antara orang tua dengan guru, kemudian komunikasi, saling keterbukaan. Jadi berbagi peran dan saling mengisi kekurangan juga harus diupayakan," pungkasnya.