BMKG Sebut Salju Abadi Puncak Jaya Menuju Kepunahan Akibat Perubahan Iklim

Hal ini lantaran dampak perubahan iklim. Ia menyebut fenomena El Nino yang terjadi tahun ini berpotensi mempercepat kepunahan tutupan es di Puncak Jaya.

BMKG Sebut Salju Abadi Puncak Jaya Menuju Kepunahan Akibat Perubahan Iklim
BMKG Sebut Salju Abadi Puncak Jaya Menuju Kepunahan Akibat Perubahan Iklim

Lambeturah.co.id - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan kondisi 'salju abadi' atau tutupan es di Puncak Jaya, Papua, mencair. 

Hal ini lantaran adanya dampak perubahan iklim. Ia menyebut fenomena El Nino yang terjadi tahun ini berpotensi mempercepat kepunahan tutupan es di Puncak Jaya. 

Menurutnya, memiliki imbas besar bagi berbagai aspek kehidupan di wilayah itu.

"Ekosistem yang ada di sekitar salju abadi menjadi rentan dan terancam. Perubahan iklim juga berdampak pada kehidupan masyarakat adat setempat yang telah lama bergantung pada keseimbangan lingkungan dan sumber daya alam di wilayah tersebut," kata Dwikorita dalam keterangannya, dikutip pada Sabtu (26/8/2023).

Salju abadi di Puncak Jaya, kata dia, merupakan sebuah keajaiban alam yang menarik banyak perhatian dari kalangan ilmuwan, peneliti, serta pencinta alam. Tetapi, dalam beberapa dekade terakhir, dilaporkan adanya penurunan drastis luas area salju abadi tersebut.

Dwikorita menuturkan, sejak 2010, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) BMKG bersama Ohio State University, AS, sudah melakukan studi terkait analisis paleo-klimatologi berdasarkan inti es (ice core) pada gletser Puncak Jaya. 

Hasilnya, sejak pengamatan dilakukan sampai saat ini, tutupan es di Puncak Jaya alami pencairan dan menuju kepunahan.

Dwikorita menekankan semua pihak perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga dan melindungi lingkungan. 

"Kita perlu terus menjaga dan mengendalikan laju kenaikan suhu dengan cara mentransformasikan energi fosil menjadi energi yang lebih ramah lingkungan. Dalam 'Dialog untuk Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional' di Bappenas tanggal 21 Agustus yang lalu, BMKG merekomendasikan pula perlunya program yang lebih sistematis dan berkelanjutan untuk observasi/pemantauan terhadap parameter lingkungan," pungkasnya.