Temuan 2 Kasus Baru Gagal Ginjal Akut di DKI , Kemenkes Buka Suara

Kementerian Kesehatan RI angkat bicara terkait muncul kasus baru Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) di DKI Jakarta.

Temuan 2 Kasus Baru Gagal Ginjal Akut di DKI , Kemenkes Buka Suara
Temuan 2 Kasus Baru Gagal Ginjal Akut di DKI , Kemenkes Buka Suara

Lambeturah.co.id - Kementerian Kesehatan RI angkat bicara terkait muncul kasus baru Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) di DKI Jakarta. 

Melalui Juru bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril menyampaikan, ada dua kasus yang dilaporkan, satu pasien berstatus suspek, sedangkan satu kasus lainnya terkonfirmasi GGAPA meninggal dunia setelah mengalami keluhan demam dan meminum obat sirup penurun demam merek Praxion tersebut. 

Meski obat sirup Praxion sudah ditarik dari pasaran, harus ada kehati-hatian lantaran penyebab meninggalnya belum diketahui pasti.

"Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek," kata Syahril, pada Senin (6/2/2023).

Selain itu, Kemenkes RI juga meminta kepada Dinas Kesehatan di luar DKI Jakarta untuk ikut menelusuri kemungkinan laporan kasus serupa.

Sebelumnya, kasus meninggal pada anak berusia satu tahun yang mengalami gejala di Januari 2023 itu diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek. Hingga Pasien mengalami anuria atau tidak bisa buang air kecil.

Kemudian, dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta, untuk dilakukan pemeriksaan lanjut dan 31 Januari dirujuk ke RS Adhyaksa. Namun, karena ada keluhan GGAPA, pasien akhirnya dirujuk ke RSCM, sayangnya keluarga menolak dan memaksa pulang paksa.

Lalu, 1 Februari 2023, orang tua membawa pasien ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD, saat itu pasien sudah mulai bisa buang air kecil. Kemudian, akhirnya dirujuk kembali ke RSCM guna mendapat terapi fomepizole.

"Namun 3 jam usai di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia," tambahnya.

Sementara, pasien suspek anak usia 7 tahun awalnya mengalami keluhan demam. Lalu, diberi obat penurun panas sirup secara mandiri dan di 30 Januari diberikan obat penurun panas tablet oleh puskesmas. 

"Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sampel obat dan darah pasien" tandasnya.